APA SAJA YANG BOLEH DIKERJAKAN WANITA?

PERTANYAAN

Bagaimana hukum wanita bekeria menurut syara’?

Maksudnya: bekerja di luar rumah seperti laki-laki. Apakah dia boleh bekerja dan ikut andil dalam produksi, pembangunan, dan kegiatan kemasyarakatan? Ataukah dia harus terus-menerus menjadi tawanan dalam rumah, tidak boleh melakukan aktivitas apa pun? Sementara kami sering mendengar bahwa agama Islam memuliakan wanita dan memberikan hak-hak kemanusiaan kepadanya jauh beberapa abad sebelum bangsa Barat mengenalnya. Apakah aktivitas yang ia lakukan itu tidak dapat dianggap sebagai haknya yang akan menjernihkan air mukanya, sekaligus dapat menjaga kehormatannya agar tidak menjadi barang dagangan yang diperjualbelikan seenaknya ketika dibutuhkan atau dikurbankan ketika darurat?

 

Mengapa wanita (muslimah) tidak boleh terjun ke kancah kehidupan sebagaimana yang dilakukan wanita-wanita Barat, untuk menjernihkan kepribadiannya dan memperoleh hak-haknya, agar dapat mengurus dirinya sendiri, dan ikut andil dalam memajukan masyarakat?

 

Kami ingin mengetahui batas-batas syariah terhadap aktivitas yang diperbolehkan bagi wanita muslimah, yang bekerja untuk dunianya tanpa merugikan agamanya, lepas dari kekolotan orang-orang ekstrem yang tidak menghendaki kaum wanita belajar dan bekerja serta keluar rumah walau ke masjid sekalipun. Juga jauh dari orang-orang yang menghendaki agar wanita muslimah lepas bebas dari segala ikatan sehingga menjadi barang murahan di pasar-pasar.

 

Kami ingin mengetahui hukum syara’ yang benar mengenai masalah ini dengan tidak melebih-lebihkan dan tidak mengurang-ngurangkan.

 

JAWABAN

Wanita adalah manusia juga sebagaimana laki-laki. Wanita merupakan bagian dari laki-laki dan laki-laki merupakan bagian dari wanita, sebagaimana dikatakan Al-Qur’an:

 

“… sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain …” (Ali Imran: 195}

 

Manusia merupakan makhluk hidup yang diantara tabiatnya ialah berpikir dan bekerja (melakukan aktivitas). Jika tidak demikian, maka bukanlah dia manusia.

 

Sesungguhnya Allah Ta’ala menjadikan manusia agar mereka beramal, bahkan Dia tidak menciptakan mereka melainkan untuk menguji siapa diantara mereka yang paling baik amalannya. Oleh karena itu, wanita diberi tugas untuk beramal sebagaimana laki-laki – dan dengan amal yang lebih baik secara khusus – untuk memperoleh pahala dari Allah Azza wa

Jalla sebagaimana laki-laki. Allah SWT berfirman:

 

“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), ‘Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal diantara kamu, baik laki-laki maupun perempuan…'” (Ali Imran: 195)

 

Siapa pun yang beramal baik, mereka akan mendapatkan pahala di akhirat dan balasan yang baik di dunia:

 

“Barangsiapa yang mengeryakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (an-Nahl: 97}

 

Selain itu, wanita – sebagaimana biasa dikatakan – juga merupakan separo dari masyarakat manusia, dan Islam tidak pernah tergambarkan akan mengabaikan separo anggota masyarakatnya serta menetapkannya beku dan lumpuh, lantas dirampas kehidupannya, dirusak kebaikannya, dan tidak diberi sesuatu pun.

 

Hanya saja tugas wanita yang pertama dan utama yang tidak diperselisihkan lagi ialah mendidik generasi-generasi baru. Mereka memang disiapkan oleh Allah untuk tugas itu, baik secara fisik maupun mental, dan tugas yang agung ini tidak boleh dilupakan atau diabaikan oleh faktor material dan kultural apa pun. Sebab, tidak ada seorang pun yang dapat menggantikan peran kaum wanita dalam tugas besarnya ini, yang padanyalah bergantungnya masa depan umat, dan dengannya pula terwujud kekayaan yang paling besar, yaitu kekayaan yang berupa manusia (sumber daya manusia).

 

Semoga Allah memberi rahmat kepada penyair Sungai Nil, yaitu Hafizh Ibrahim, ketika ia berkata:

Ibu adalah madrasah, lembaga pendidikan Jika Anda mempersiapkannya dengan baik Maka Anda telah mempersiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya.

 

Diantara aktivitas wanita ialah memelihara rumah tangganya membahagiakan suaminya, dan membentuk keluarga bahagia yang tenteram damai, penuh cinta dan kasih sayang. Hingga terkenal dalam peribahasa, “Bagusnya pelayanan seorang wanita terhadap suaminya dinilai sebagai jihad fisabilillah.”

 

Namun demikian, tidak berarti bahwa wanita bekerja di luar rumah itu diharamkan syara’. Karena tidak ada seorang pun yang dapat mengharamkan sesuatu tanpa adanya nash syara’ yang sahih periwayatannya dan sharih (jelas) petunjuknya. Selain itu, pada dasarnya segala sesuatu dan semua tindakan itu boleh sebagaimana yang sudah dimaklumi.

 

Berdasarkan prinsip ini, maka saya katakan bahwa wanita bekerja atau melakukan aktivitas dibolehkan (jaiz). Bahkan kadang-kadang ia dituntut dengan tuntutan sunnah atau wajib apabila ia membutuhkannya. Misalnya, karena ia seorang janda atau diceraikan suaminya, sedangkan tidak ada orang atau keluarga yang menanggung kebutuhan ekonominya dan dia sendiri dapat melakukan suatu usaha untuk mencukupi dirinya dari minta-minta atau menunggu uluran tangan orang lain.

 

Selain itu, kadang-kadang pihak keluarga membutuhkan wanita untuk bekerja, seperti membantu suaminya, mengasuh anak-anaknya atau saudara-saudaranya yang masih kecil-kecil, atau membantu ayahnya yang sudah tua – sebagaimana kisah dua orang putri seorang syekh yang sudah lanjut usia yang menggembalakan kambing ayahnya, seperti dalam Al-Qur’an surat al-Qashash:

 

“… Kedua wanita itu menjawab, ‘Kami tidak dapat meminumi (ternak kami) sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedangkan bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya.'” (al-Qashash: 23)

 

Diriwayatkan pula bahwa Asma’ binti Abu Bakar – yang mempunyai dua ikat pinggang – biasa membantu suaminya Zubair bin Awwam dalam mengurus kudanya, menumbuk biji-bijian untuk

dimasak, sehingga ia juga sering membawanya di atas kepalanya dari kebun yang jauh dari Madinah.

 

Masyarakat sendiri kadang-kadang memerlukan pekerjaan wanita, seperti dalam mengobati dan merawat orang-orang wanita, mengajar anak-anak putri, dan kegiatan lain yang memerlukan tenaga khusus wanita. Maka yang utama adalah wanita bermuamalah dengan sesama wanita, bukan dengan laki-laki.

 

Sedangkan diterimanya (diperkenankannya) laki-laki bekerja pada sektor wanita dalam beberapa hal adalah karena dalam kondisi darurat yang seyogianya dibatasi sesuai dengan kebutuhan, jangan dijadikan kaidah umum.

 

Apabila kita memperbolehkan wanita bekerja, maka wajib diikat dengan beberapa syarat, yaitu:

 

  1. Hendaklah pekerjaannya itu sendiri disyariatkan. Artinya, pekerjaan itu tidak haram atau bisa mendatangkan sesuatu yang haram, seperti wanita yang bekerja untuk melayani lelaki bujang, atau wanita menjadi sekretaris khusus bagi seorang direktur yang karena alasan kegiatan mereka sering berkhalwat (berduaan), atau menjadi penari yang merangsang nafsu hanya demi mengeruk keuntungan duniawi, atau bekerja di bar-bar untuk menghidangkan minum-minuman keras – padahal Rasulullah saw. telah melaknat orang yang menuangkannya, membawanya, dan menjualnya. Atau menjadi pramugari di kapal terbang dengan menghidangkan minum-minuman yang memabukkan, bepergian jauh tanpa disertai mahram, bermalam di negeri asing sendirian, atau melakukan aktivitas-aktivitas lain yang diharamkan oleh Islam, baik yang khusus untuk wanita maupun khusus untuk laki-laki, ataupun untuk keduanya.
  1. Memenuhi adab wanita muslimah ketika keluar rumah, dalam berpakaian, berjalan, berbicara, dan melakukan gerak-gerik. “Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak daripadanya …'” (an-Nur: 31 ) “… dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan …” (an-Nur: 31 ) “… Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik” (al-Ahzab 32)
  1. Janganlah pekerjaan atau tugasnya itu mengabaikan kewajibankewajiban lain yang tidak boleh diabaikan, seperti kewajiban terhadap suaminya atau anak-anaknya yang merupakan kewajiban pertama dan tugas utamanya.

 

Wabillahi aufiq.

By Sang Buyat Posted in Agama

WANITA MENAWARKAN DIRINYA KEPADA ORANG SHOLEH UNTUK DINIKAHI

Reference: An-Nahjus Shalih Fi ‘Ardhir Rajuli

Waliyyatahu Wal Mar’ati Nafsaha ‘Alar Rajulis Shalih,

Author :Abu Muhammad Khalid bin ‘Ali bin Muhammad Al-‘Ambari;

Translator: Abu Ammar Muhammad Yassir Al Kahfy

Contributor : Ibnu Tumingan

 

ABSTRACT:

Islam sangat memuliakan wanita. Kedudukan wanita dalam Islam telah ditempatkan pada tempat tinggi yang suci lagi mulia. Selama perjalanan sejarah hidup manusia, Islam-lah yang telah melakukan terobosan besar sangat istimewa dalam memuliakan wanita  Islam menetapkan bagi wanita hak-hak dan tanggung jawab yang harus dihormati. Di antaranya, DISYARIATKAN BAGI WANITA UNTUK MENAWARKAN DIRINYA KEPADA LAKI-LAKI SHOLEH YANG SEPADAN DENGANNYA. DENGAN HARAPAN, IA DAPAT MENGARUNGI BAHTERA RUMAH TANGGA DENGAN BAIK, DAN DAPAT SALING TOLONG MENOLONG DENGAN SUAMINYA DALAM BIRRI WA TAQWA.

 

Namun, bukan berarti para wanita dianjurkan untuk menanggalkan rasa malu dari dada mereka, tidak pula berarti harus menginjak-injak kehormatan mereka. Tetapi, apabila mereka hendak menawarkan dirinya kepada seorang laki-laki yang sepadan dan diketahui kesolehannya, maka HENDAKLAH DILAKUKAN DENGAN TETAP MENTAATI ATURAN SYARIAT. CARILAH LAKI-LAKI YANG BISA MEMBERIKAN PENILAIAN BAIK TERHADAP PENAWARANNYA, DAN YANG BISA MENGERTI BAHWA PERBUATAN ITU ADALAH PERBUATAN YANG TERPUJI.

Inilah beberapa terobosan yang hanya dimunculkan oleh islam. Suatu terobosan yang sangat tinggi nilainya, yang menarik hati setiap kaum muslimin serta diridhoinya. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali orang yang paham tentang islam. Sungguh, demi Allah. Ini adalah perbuatan yang mulia. Menunjukkan keutamaan, kemuliaan dan kekuatan iman serta menandakan kedekatannya dengan Sunnah Rasulullah yang suci. Tidak ada yang berpaling darinya kecuali hanya orang-orang tertutup mata hatinya. Tidak ada yang menghina perbuatan ini kecuali orang yang yang dipalingkan dari kebenaran.

 

Namun, penawaran ini tidak mungkin dilakukan oleh wanita-wanita muslimah kecuali mereka yang telah melepaskan diri dari belenggu fanatime batil. Seperti fanatisme daerah, suku, mazhab dan lain-lain. Tidak mau menikah kecuali dengan pemuda sebangsa setanah air, bermazhab sama, …..ini…..itu dan lain sebagainya.

 

Marilah kita Lihatlah contoh tauladan dari beberapa sahabiyah yang telah melaksanakan amalan yang mulia ini:

 

1. WANITA TERBAIK DI ATAS BUMI PADA ZAMANNYA, KHADIJAH BINTI KHUWAILID

Pada masa itu, kaum Quraisy terkenal sebagai kaum pedagang. Khadijah binti Khuwailid juga seorang saudagar yang terpandang dan kaya raya. Ia mengupah beberapa pria untuk menjual dagangannya. Ketika sampai kepadanya khabar tentang Rasulullah yang terkenal jujur, terpercaya, berakhlak mulia, maka ia mengupah Rasulullah untuk menjual perniagaannya ke negeri Syam. Ia memberikan perniagaan yang paling baik dari yang pernah dia berikan kepada orang lain sebelumnya. Seorang budak Khadijah yang bernama Maisarah ikut bersama Rasulullah. Rasulullah menerima tawaran tersebut, lalu beliau berangkat ke negeri Syam.

 

Singkat cerita, setelah sampai kembali ke Mekkah, Maisarah menceritakan ihwal Rasulullah seperti yang ia lihat. Maka Khadijah berkata kepada Rasulullah: ?Wahai sepupuku, Sungguh saya sangat menyukaimu karena kerabatmu, kedudukanmu di antara kaummu, amanahmu, akhlakmu yang mulia serta karena kejujuranmu. Kemudian Khadijah menawarkan dirinya kepada Rasulullah untuk dinikahi. Setelah Rasulullah mendapatkan tawaran itu, Beliau menceritakan kepada paman-pamannya. Maka, paman beliau, Hamzah bin Abdul Muttalib menemui Khuwailid bin Asad untuk meminang Khadijah. Rasulullahpun menikah dengan Khadijah.

 

Ibnu Hisyam berkata: ?Khadijah adalah wanita pertama yang dinikahi Rasulullah dengan mahar sebanyak dua puluh ekor anak sapi. Beliau tidak memadunya selama ia masih hidup.?

 

2. Dari TSABIT AL-BUNANI

Ia berkata: Saya pernah duduk bersama Anas bin Malik, dan kala itu hadir pula salah seorang putrinya.  Anas berkata: Dulu pernah datang seorang wanita menawarkan dirinya kepada Rasulullah , sambil berkata: Wahai Rasulullah apakah engkau ingin menikahiku ?

Putri Anas berkomentar: Sungguh sedikit rasa malu wanita itu, dan sungguh jelek perangainya.

Anas menjawab: Wanita itu lebih baik daripada dirimu. Karena ia cinta kepada Rasulullah, ia menawarkan dirinya.

 

3. Dari SAHL BIN SAAD AS-SAIDY

Ia berkata: Pernah seorang wanita datang menemui Rasulullah. Ia berkata: Wahai Rasulullah saya datang untuk menghibah diriku kepadamu. Rasulullah memandanginya dari atas sampai ke bawah. Kemudian mengangguk-anggukkan kepala. Ketika wanita itu melihat Rasulullah tidak memberikan keputusan sedikitpun, ia duduk.

 

Lalu, bangkitlah seorang pemuda. Ia berkata: Wahai Rasulullah, kalau engkau tidak menginginkannya, maka nikahkanlah aku dengannya.

Rasul bertanya: Apakah engkau memiliki sesuatu? Ia menjawab: Tidak, sungguh aku tidak punya apa-apa wahai Rasulullah. Rasul berkata: Pulanglah ke keluargamu. Mungkin kamu bisa mendapatkan sesuatu. Maka pergilah pemuda ini. Setelah kembali ia berkata: Aku tidak mendapatkan apapun wahai Rasulullah Rasul berkata: Carilah, walaupun hanya cincin dari besi.

Pemuda ini pergi lagi, namun ketika kembali ia bekata: Aku tidak mendapatkan apapun walau hanya cincin besi wahai Rasulullah. Tapi aku hanya punya kain ini, akan kuberikan separoh.

Rasul bertanya: Apa yang bisa kau lakukan dengan kainmu itu. Kalau engkau kenakan, maka ia tidak bisa memakai kainmu. Tapi kalau ia yang memakai, maka kamu tidak punya kain lainnya.

Pemuda itu pun terduduk. Setelah agak lama, ia bangkit untuk pergi. Begitu Rasulullah melihat ia sudah pergi beliau memerintahkan untuk memanggilnya.

Rasul bertanya kepadanya: Apakah kamu punya hafalan Al-Quran? Ia menjawab: Saya bisa menghafal surat ini dan itu (ia menyebutkan beberapa surat Al-Quran) Rasul bertanya: Apakah kamu benar-benar menghafalnya dalam hatimu? Ia menjawab: Benar. Rasul berkata: Engkau kini dapat menikahinya dengan hafalanmu itu.

 

Kedua hadits di atas pada dasarnya MENCERITAKAN KISAH SAHABIYAH YANG MENAWARKAN DIRINYA KEPADA RASULULLAH. Namun, bukan berarti PERBUATAN ITU HANYA KHUSUS DIBOLEHKAN UNTUK RASULULLAH.  Karena, ADA BENTUK PENAWARAN YANG KHUSUS BAGI RASULULLAH, yaitu HIBAH dan ada yang hanya berupa TAWARAN  (‘ARDH) BIASA.

Perbedaan antara hibah dengan ?ardh (tawaran) sangat penting diketahui. Karena, keduanya sangat jauh berbeda.

HIBAH adalah PERNIKAHAN YANG DILAKUKAN TANPA WALI dan TANPA MAHAR. Ini KHUSUS BAGI RASULULLAH, TIDAK BOLEH DILAKUKAN OLEH ORANG LAIN SELAIN BELIAU.

Berbeda dengan TAWARAN (‘ARDH). Walaupun bentuk awalnya sama, yaitu SEORANG WANITA MENAWARKAN DIRINYA KEPADA SEORANG PRIA, NAMUN PERNIKAHANNYA TETAP DISELENG=-GARAKAN SECARA SYAR’I, DENGAN MENGHADIRKAN WALI DAN MEMBAYAR MAHAR. INI BOLEH DILAKUKAN OLEH SIAPA SAJA, BUKAN KEKHUSUSAN RASULULLAH.

 

Imam Bukhari memuat hadits kedua dan ketiga di atas dalam bab ‘Wanita menawarkan dirinya kepada laki-laki soleh’ di kitab shahihnya.

Kedua hadits di atas membuktikan bahwa WANITA YANG MENAWARKAN DIRINYA KEPADA RASULULLAH BUKAN HANYA SATU ORANG. Seperti disebutkan dalam sebuah riwayat dari Imam Bukhari dan yang lainnya:

Aisyah berkata: Saya sangat cemburu kepada wanita-wanita yang menghibahkan dirinya kepada Rasulullah.

Akan tetapi, RASULULLAH TIDAK PERNAH MENIKAHI WANITA YANG MENGHIBAHKAN DIRI KEPADA BELIAU. Semua istri Rasulullah adalah wanita yang dinikahi dengan aqad pernikahan biasa atau budak wanita yang dihadiahkan kepada beliau (seperti Mariah Qhibthiyyah). Ini adalah pendapat yang rajih di antara para ulama. Rasulullah telah diberikan hak untuk memilih, menerima hibah atau menolaknya.

Seperti yang Allah firmankan:

Dan wanita mukminah yang menghibahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi ingin menikahinya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan kepada seluruh kaum mukminin. (Al-Ahzab:50)

 

Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Jarir membawakan ucapan Ibnu Abbas : Tidak ada seorangpun istri Rasulullah dari wanita yang menghibah dirinya kepada beliau.

Mungkin saja -Allahu A’lam-, hikmah yang terkandung dalamnya adalah, NABI KHAWATIR AKAN DATANG WANITA BERBONDONG-BONDONG UNTUK MENGHIBAH DIRINYA. Bila beliau menikahi salah satunya dan menolak yang lain, maka akan membuat mereka sedih. Atau jika Rasulullah menerima semuanya, maka akan membuat beliau bertambah sibuk dan memikul tanggung jawab yang lebih besar.

Tidak diragukan lagi, bahwa KEBANYAKAN PARA SAHABIYAH SANGAT MENYUKAI UNTUK MEMPEROLEH KEMULIAAN SEBAGAI ISTRI RASULULLAH. Dengan begitu mereka bisa menjadi Ummahatul Mukminin, serta akan menjadi pendamping Rasul di Surga kelak.

 

Al-‘Aini berkata: Hadits tadi memuat dalil BOLEHNYA SEORANG WANITA MENAWARKAN DIRINYA KEPADA LAKI-LAKI SHOLEH. Wanita itu juga boleh memberitahukan bahwa IA MENCINTAI LAKI-LAKI TERSEBUT KARENA KESHOLEHANNYA, KEUTAMAAN YANG DIMILIKINYA, KEILMUANNYA, DAN KEMULIAANNYA. Sungguh INI BUKAN SUATU PERANGAI JELEK, BAHKAN INI MENUNJUKKAN KEUTAMAAN YANG DIMILIKI WANITA ITU.

 

Sedangkan komentar putri Anas -dalam Hadits tadi-, karena ia hanya melihat dari luarnya saja. Ia belum mengetahui makna perbuatan wanita tersebut sampai bapaknya, Anas, memberitahukan ia bahwa wanita itu lebih baik dari dirinya.

Adapun, APABILA SEORANG WANITA MENAWARKAN DIRINYA KEPADA SEORANG LAKI-LAKI HANYA KARENA TUJUAN DUNIAWI, MAKA ITU ADALAH PERBUATAN YANG SANGAT JELEK DAN SEBENARNYA IA TELAH MEMBUKA KEJELEKANNYA SENDIRI.

 

Ibnu Hajar berkata: ?Dalam dua Hadits yang dibawakan Imam Bukhari itu, menunjukkan KEBOLEHAN BAGI WANITA UNTUK MENAWARKAN DIRINYA KEPADA LAKI-LAKI, DAN BOLEH MEMBERITAHUKAN BAHWA IA MENYUKAINYA. PERBUATAN INI TIDAKLAH MERENDAHKAN MARTABATNYA. ADAPUN BAGI LAKI-LAKI YANG MENDAPATKAN TAWARAN, IA MEMPEROLEH HAK UNTUK MENERIMA ATAU MENOLAK. AKAN TETAPI, APABILA IA HENDAK MENOLAK JANGANLAH MENGUCAPKAN DENGAN  TERUS TERANG, TAPI CUKUP DENGAN DIAM.”

 

Al-Muhallab berkata: Dalam Hadits tadi menunjukkan bahwa SEORANG LAKI-LAKI YANG MENDAPATKAN TAWARAN HENDAKNYA TIDAK LANGSUNG MENERIMA, KECUALI APABILA SUDAH TUMBUH RASA SUKA KEPADA WANITA TERSEBUT. Oleh karena itulah, Rasulullah melihat terlebih dahulu ketika ada wanita yang menghibah dirinya.

 

By Sang Buyat Posted in Agama

PERKARA YG AMAT DIBENCI ALLAH PADA SEORANG WANITA

1.Kepada wanita yang tidak menutup aurat Allah berfirman,” Hiduplah dengan  apa yang kau suka.”
2.Allah melaknati wanita yang sengaja mendedahkan auratnya kepada lelaki yang bukan muhrim.
3.Perempuan yg memakai kain yang nipis & jarang untuk menarik perhatian lelaki bukan muhrim atau memakai segala yg mendatangkan keghairahan kepada  orang lain maka dia tidak akan mencium bau syurga.

4.Wanita yg jahat lebih buruk dari 1000 org lelaki yg jahat.

 

Pengorbanan seorang wanita amat dihargai oleh Allah & Rasulnya. Cuma kita kurang mengetahui kelebihan yg dikurniakan kpd kita semua. Sehinggakan hari ini manusia Islam mencari sesuatu selain dari agama krn merasa pengorbanan mereka tidak dihargai. Dan mereka turut melaungkan persamaan hak
seperti di barat. Ini semua bukanlah salah mereka…tetapi kitalah yg bersalah kerana kita lupa bahawa kita ini umat yg dianugerah kan dgn tugas kenabian. Memberi harapan & bimbingan kpd manusia…
WANITA YG DIMURKAI OLEH ALLLAH

 

Sebagaimana Allah suka dgn wanita yg yg solehah, Allah juga sgt murka kpd beberapa jenis wanita. Oleh itu sgt perlu bagi kita mengetahui perkara yg boleh menyebabkan kebenciannya supaya kita terhindar dr kemurkaannya.  Kemurkaan Allah pada hari kiamat sgt dahsyat sehinggakan nabi2 pun sgt takut. Bahkan Nabi  Ibrahim pun lupa bahawa dia mempunyai anak yg bernama Nabi Ismail krn  ketakutan yg amat sangat. Abu Zar r.a meriwayatkan bahawa Nabi S.A.W.  bersabda: –

 

“Seorang wanita yg berkata kpd suaminya,”semoga engkau mendapat kutukan  Allah” maka dia dikutuk oleh Allah dr atas langit yg ke7 & mengutuk pula  segala sesuatu yg dicipta oleh Allah kecuali 2 jenis makhluk iaitu manusia & jin.”
Ab.Rahman bin Auf meriwayatkan bahawa Nabi s.a.w bersabda: “Seorang yg membuat susah kpd suaminya dlm hal belanja atau membebani sesuatu yg suaminya tidak mampu maka Allah tidak akan menerima amalannya yg wajib & sunnatnya.”
Abdullah bin Umar r.a meriwayatkan bahawa Nabi S.A.W. bersabda: –

 

“Kalau seandainya apa yg ada dibumi ini merupakan emas & perak serta dibawa oleh seorang wanita ke rumah suaminya. Kemudian pada suatu hari dia terlontar kata2 angkuh,”engkau ini siapa? Semua harta ini milikku & engkau tidak punya harta apa pun.” Maka hapuslah semua amal kebaikannya walaupun banyak.
Nabi S.A.W. adalah seorang yg sangat kasih pada ummatnya & terlalu menginginkan keselamatan bagi kita dr azab Allah. Beliau menghadapi segala rupa penderitaan, kesakitan, keletihan & tekanan. Begitu juga air mata & darah baginda telah mengalir semata-mata krn kasih-sayangnya terhadap kita.
Maka lebih-lebih lagi kita sendirilah yg wajar berusaha utk menyelamatkan diri kita, keluarga kita & seluruh ummat baginda. Sebagai penutup ikutilah kisah seterusnya ini sebagai iktibar bagi kita.

 

Ali r.a. meriwayatkan sebagai berikut: “Saya bersama Fatimah berkunjung kerumah Rasulullah S.A.W. & kami temui baginda sedang menangis. Kami bertanya kpd beliau,”mengapa tuan menangis wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “pada malam aku di Isra’kan kelangit, daku melihat org sedang mengalami berbagai penyeksaan…maka bila teringatkan mereka aku menangis.”
Saya bertanya lagi,”wahai Rasulullah apakah yg tuan lihat?” Beliau bersabda: –

 

1.Wanita yg digantung dgn rambutnya & otak kepalanya mendidih.

2.Wanita yg digantung dgn lidahnya serta tangannya dipaut dr punggungnya sedangkan aspal yg mendidih dari neraka dituangkan ke kerongkongnya.

3.Wanita yg digantung dgn buah dadanya dari balik punggungnya sedangkan air getah kayu zakum dituang ke kerongkongnya.

4.Wanita yg digantung , diikat kedua kaki & tgnnya ke arah ubun2 kepalanya serta dibelit dibawah kekuasaan ular & kala jengking.

5.Wanita yg memakan badannya sendiri serta dibawahnya tampak api yg menyala-nyala dgn hebatnya.

6.Wanita yg memotong badannya sendiri dgn gunting dr neraka.

7.Wanita yg bermuka hitam & memakan ususnya sendiri.

8.Wanita yg tuli, buta & bisu dlm peti neraka sedang darahnya mengalir dari rongga badannya (hidung,telinga,mulut) & badannya membusuk akibat  penyakit kulit dan lepra.

9.Wanita yg berkepala spt kepala babi & keldai yg mendapat berjuta jenis siksaan.
Maka berdirilah Fatimah seraya berkata,”Wahai ayahku, cahaya mata kesayanganku… ceritakanlah kpd ku apakah amal perbuatan wanita2 itu.”  Rasulullah S.A.W. bersabda, “Wahai Fatimah, adapun tentang : –
1.Wanita yg digantung dgn rambutnya krn dia tidak menjaga rambutnya (di jilbab) dikalangan lelaki.

2.Wanita yg digantung dgn lidahnya krn dia menyakiti hati suaminya dgn  kata

3.Kemudian Nabi S.A.W. bersabda: “Tidak seorang wanita yg menyakiti hati suaminya melalui kata2nya kecuali Allah akan membuatnya mulutnya kelak dihari kiamat,selebar 70 zira’ kemudian akan mengikatnya dibelakang lehernya.

4.Adapun wanita yg digantung dgn buah dadanya krn dia menyusui anak org lain tanpa izin suaminya.

5.Adapun wanita yg diikat dgn kaki & tangannya itu krn dia keluar rumah tanpa izin suaminya, tidak mandi wajib dr haidh & nifas.

6.Adapun wanita yg memakan badannya sendiri krn suka bersolek utk dilihat lelaki lain serta suka membicarakan keaiban org.

7.Adapun wanita yg memotong badannya sendiri dgn gunting dari neraka kerana dia suka menonjolkan diri (ingin terkenal) dikalangan org yg banyak dgn maksud supaya org melihat perhiasannya dan setiap org jatuh cinta padanya krn melihat perhisannya.

8.Adapun wanita yg diikat kedua kaki & tangannya sampai ke ubun2nya & dibelit oleh ular & kala jengking krn dia mampu mengerjakan solat & puasa.Tetapi dia tidak mahu berwudhuk & tidak solat serta tidak mahu mandi wajib.

9.Adapun wanita yg kepalanya spt kepala babi & badannya spt kaldai krn diasuka mengadu-domba (melaga-lagakan org) serta berdusta.

10.Adapun wanita yg berbentuk spt anjing krn dia ahli fitnah serta suka marah-marah pada suaminya.
Dan ada diantara isteri nabi2 yg mati dlm keadaan tidak beriman kerana mempunyai sifat yang buruk. Walaupun mereka adalah isteri manusia yang terbaik dizaman itu. Diantara sifat buruk mereka: –
1.Isteri Nabi Nuh suka mengejek & mengutuk suaminya.

2.Isteri Nabi Lut suka bertandang ke rumah org.
Semoga Allah beri kita kekuatan untuk mengamalkan kebaikan dan meninggalkan keburukan. Kalau kita tidak berasa takut atau rasa perlu berubah…maka kita kena khuatir .Takut kita tergolong dlm mrk yg tidak diberi petunjuk oleh Allah. Nauzubillahi min zalik.
Wassalam.

By Sang Buyat Posted in Agama