Penyakit Manusia Moderen: Sejenak Refleksi

Tak disangsikan lagi, kita saat ini menghadapi penyakit-penyakit peradaban manusia moderen bernama waktu luang dan kehampaan. Kita bingung, mau berbuat apa dengan waktu luang yang ada dan kehampaan ini. Hidup terasa membosankan dijalani dengan rutinitas. Kekosongan menjalari kehidupan kita. Sepi pun menyelimuti.

 

Kita yang hidup di zaman ini, harus mengakui, bahwa diri kita begitu ketakutan dengan yang namanya kesepian dan kesendirian. Ditambah lagi dengan waktu luang yang ada. Seakan hidup betul-betul terhimpit dan menyesakkan. Tidak merasakan kedamaian yang hakiki.

 

Inilah konsekuensi yang harus kita hadapi yang hidup di dunia yang kering akan nilai-nilai spiritualitas. Yang telah meninggalkan diri sejati dari diri kita. Yang telah mengabaikan cinta sebagai sebuah kebutuhan hakiki seorang manusia.

 

Masihkah kita sombong bahwa kita tak butuh cinta?. Kita tak butuh nilai-nilai hakiki?. Kita tak butuh Tuhan?. Kita tak butuh diri sejati?.

 

Setiap jalan pintas untuk mengisi kekosongan dan kehampaan kita takkan bisa menyelesaikan persoalan yang kita hadapi, kecuali hanya sesaat. Yah, sesaat. Setelah itu, kita dihinggapi lagi dengan yang namanya kekosongan, kehampaan, kesepiaan, ketersendirian, keterasingan dan kekeringan yang termat sangat. Lalu, jalan apa yang harus kita tempuh?.

 

Jalan Cinta. Cinta adalah jawaban atas apa yang dihadapi manusia yang hidup di zaman moderen. Cinta meliputi segalanya, tak hanya dengan sesama, tapi juga dengan diri kita sendiri, dengan Tuhan, dengan ayah ibu kita, dengan alam dan seisinya.

 

Manusia moderen saat ini merindukan siraman cinta yang kan mampu menyejukkan jiwa yang begitu kering dan gersang. Yah!, dengan cinta. Apakah spiritualitas bagian dari cinta?. Yah!. Spiritualitas adalah cinta itu sendiri. Jalan yang ditempuh untuk mengobati luka jiwa manusia moderen adalah dengan kesejatian dan kehakikian. Dengan kedalaman.

 

Jika kita berhubungan mendalam (inti) bersama diri sejati kita, bersama Tuhan, bersama diri sejati orang lain, dengan diri sejati alam dan seisinya, maka, kita takkan pernah merasakan kesepian. Kita takkan pernah mengalami ketersendirian, kekosongan, kehampaan, kekeringan dan sebagainya.

 

Hubungan inti ke inti, merupakan jalan menuju cinta yang hakiki. Jalan menuju kesejatian. Bukan hubungan luar ke- luar. Jalan cinta adalah jalan yang menuntut keberanian, keterbukaan, ketulusan, penghargaan, perhatian dan tanggung jawab. Jalan yang menuntut proses yang berliku dan panjang. Jalan yang menuntut kesabaran.

 

Cinta bermula dari memberi.

By Sang Buyat Posted in Syair